KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DAN KANDUNGAN KARBON DI HUTAN TEMBAWANG ALAK, SINTANG, KALIMANTAN BARAT

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Nur Muhammad Heriyanto
Dolly Priatna
Ismayadi Samsoedin

Abstrak

Kawasan hutan produksi di Kalimantan Barat sebagian telah terfragmentasi akibat dari usaha perkebunan, hutan tanaman industri, pertambangan, dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan hilangnya hutan primer dan menyisakan hutan sekunder, semak belukar, dan areal terbuka. Hutan yang terfragmentasi mengakibatkan keanekaragaman terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur, komposisi vegetasi, potensi biomassa, dan kandungan karbon hutan sekunder di hutan Tembawang Alak, Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2020. Plot penelitian dibuat di hutan sekunder tua dan hutan sekunder muda, berbentuk bujur sangkar ukuran 100x100 m2 (1 ha). Hasil penelitian di hutan sekunder tua tercatat 109 jenis tumbuhan dari 43 suku, pohon berdiameter


>= 10 cm ada 103 jenis, berjumlah 947 pohon. Pada hutan sekunder muda tercatat 41 jenis tumbuhan dari 24 suku, pohon berdiameter >= 10 cm ada 30 jenis, berjumlah 702 pohon. Jenis yang dominan berturut-turut di hutan sekunder tua adalah prepat (Combretocarpus rotundatus), penduk (Porterandia sp.), dan pelai (Gironniera nervosa). Pada hutan sekunder muda jenis yang dominan berturut-turut adalah ubah (Ilex cymosa), medang (Ptychopyxis sp.), dan kumpang (Knema cinerea). Biomassa dan kandungan karbon tegakan hutan sekunder tua yang berdiameter >= 10 cm yaitu sebesar 306,54 ton/ha atau 144,07 ton C/ha, sedangkan pada hutan sekunder muda sebesar 127,31 ton/ha atau 59,83 ton C/ha.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Cara Mengutip
Heriyanto NM, Priatna D, Samsoedin I. 2022. KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DAN KANDUNGAN KARBON DI HUTAN TEMBAWANG ALAK, SINTANG, KALIMANTAN BARAT. Buletin Kebun Raya 25(3): 142-155. https://doi.org/10.55981/bkr.2022.723

Referensi

  1. Abdulhadi R. 1991. A Meliaceae forest in Ketambe, G. Leuser National Park, Sumatera, Indonesia, with special reference to the status of dipterocarp species. In Soerianegara I, Tjitrosomo S, Umaly RC, Umboh I (eds.), Proceedings of the Fourth Round-Table Conference on Dipterocarps, Bogor. 12–15 December 1989. Biotrop special publication 41:307–315.
  2. Adinugroho WC, Prasetyo LB, Kusmana C, Krisnawati H. 2019. Contribution of forest degradation in Indonesia’s GHG emissions: Profile and opportunity to improve its estimation accuracy. ISenREM Conf. Series: Earth and Environmental Science 399: 1–8. IOP Publishing. Doi:10.1088/1755-1315/399/1/012025.
  3. Arifanti VB, Dharmawan IWS, Wicaksono D. 2014. Potensi cadangan karbon tegakan hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan 11(1): 13–31.
  4. Azham Z. 2015. Estimasi cadangan karbon pada tutupan lahan hutan sekunder, semak dan belukar di kota Samarinda. Jurnal Agrifor 14(2): 325–338.
  5. Badan Pusat Statistik. 2019. Sintang Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Sintang.
  6. Balai Penelitian Tanah. 2018. Peta Tanah Pulau Kalimantan, Sintang, Kalimantan Barat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian RI, Bogor.
  7. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. Biologi (terjemahan). Penerbit Erlangga, Jakarta.
  8. Chave J, Mechain MR, Burqueez A, Chidumayo E, Colgan MS, Delitti WBC, Dugue A, Eid T, Fearnside PM, Goodman RC, Henry M, Yrizar AM, Mugasha WA, Landau HCM, Mencuccini M, Nelson BW, Ngomanda A, Noguiera EM, Malavessi EO, Pelissier R, Ploton P, Ryan, CM, Soldarriaga JG, Vieilledent G. 2014. Improved allometric models to estimate the aboveground biomass of tropical trees. Global Change Biology 20: 3177–3190. Doi: 10.1111/gcb.12629.
  9. Dharmawan IWS, Samsoedin I. 2012. Dinamika potensi biomassa karbon pada lansekap hutan bekas tebangan di Hutan Penelitian Malinau. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan 9(1): 12–20.
  10. Dharmawan IWS. 2013. Persamaan alometrik dan cadangan karbon vegetasi pada hutan gambut primer dan bekas terbakar. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 10(2): 175–191.
  11. Finnantara I. 2017. Analisis mengenai dampak lingkungan pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman. Buku Amdal PT. Finnantara Intiga, Sintang, Kalimantan Barat.
  12. Heriyanto NM, Samsoedin I, Kartawinata K. 2019. Tree species diversity, structural characteristics and carbon stock in a one-hectare plot of the protection forest area in West Lampung Regency, Indonesia. Reinwardtia 18(1): 1–18.
  13. Heriyanto NM, Priatna D, Kartawinata K, Samsoedin I. 2020a. Struktur dan komposisi hutan di kawasan lindung Rantau Bertuah, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Buletin Kebun Raya 23(1): 69–81.
  14. Heriyanto NM, Samsoedin I, Priatna D. 2020b. Struktur tegakan dan serapan karbon pada hutan sekunder kelompok hutan Muara Merang, Sumatera Selatan. Jurnal Sylva Lestari 8(2): 230–240.
  15. IBSAP. 2016. Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plant 2015–2020. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Jakarta.
  16. International Panel on Climate Change [IPCC]. 2013. Climate change 2013 the physical basis working group I contrubution to the fifth assessment report of the IPCC. Switzerland. https://www.ipcc.ch/site/assets/uploads/2018/03/WG1AR5_Summa-ryVolume_FINAL.pdf
  17. International Center Research in Agroforestry/ICRAF. 2017. Database, wood density. ICRAF. Bogor. www.worldagroforestry.org (diakses tanggal 8 Agustus 2021).
  18. Kartawinata K, Dwiprabowo H, Sist P. 2002. Comparison of reduced-impact logging and conventional logging techniques. Technical Report Phase I 1997–2001. ITTO PROJECT PD 12/97 REV.1 (F) Forest, Science and Sustainability: The Bulungan Model Forest. ITTO, Bogor.
  19. Kartawinata K, Samsoedin I, Heriyanto NM, Afriastini JJ. 2004. A tree species inventory in a one-hectare plot at the Batang Gadis National Park, North Sumatra, Indonesia. Reinwardtia 12(2): 145–157.
  20. Kartawinata K. 2016. Diversitas ekosistem alami Indonesia. Cetakan ke-2. Yayasan Pustaka Obor, Jakarta.
  21. Krisnawati H, Imanuddin R, Adinugroho W, Hutabarat S. 2015. Indonesia National Carbon Accounting System (INCAS)/Indonesia luncurkan alat baru hadapi perubahan iklim. Program REDD-I. Hutan dan Perubahan Iklim di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. http://incas.menlhk.go.id/id/publication/inventarisasi-nasional-emisi-dan-serapan-gas-rumah-kaca-di-hutan-dan-lahan-gambut-indonesia (diakses tanggal 5 Agustus 2021).
  22. Kusmana C. 2011. Metode Survei Vegetasi. Cetakan ke 2. IPB Press, Bogor.
  23. Kusmana C, Hikmat A. 2015. Keanekaragaman flora di Indonesia. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 5(2): 187–198. Doi: 10.19081/jpsl.5.2.187
  24. Lugina M, Ginoga KL, Wibowo A, Bainnaura A, Partiani T. 2011. Prosedur Operasi Standar (SOP) untuk pengukuran stok karbon di kawasan konservasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan International Tropical Timber Organization (ITTO), Bogor.
  25. Mansur M, Kartawinata K. 2017. Phytosociology of a lower montane forest on Mt. Batulanteh, Sumbawa, Indonesia. Reinwardtia 16(2): 77–92.
  26. Martin AR, Thomas SC. 2011. A Reassessment of carbon content in tropical trees. PLoS ONE 6(8): 1–9.
  27. Muhdi E, Murdiyarso D, Matangaran JR. 2012. Kerusakan tegakan tinggal akibat pemanenan kayu reduced impact logging dan konvensional di hutan alam tropika (Studi Kasus Di Areal IUPHHK PT. INHUTANI II, Kalimantan Timur). Jurnal Manusia dan Lingkungan 19(3): 303–311.
  28. Mueller-Dombois D, Ellenberg H. 2016. Ekologi Vegetasi: Tujuan dan Metode (terjemahan). LIPI Press dan Yayasan Pustaka Obor, Jakarta.
  29. Natalia D, Yuwono SB, Qurniati R. 2014. Potensi penyerapan karbon pada sistem agroforestri di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Jurnal Sylva Lestari 2(1): 11–20. Doi: 10.23960/ jsl1211-20.
  30. Odum EP. 1996. Dasar-dasar ekologi (terjemahan). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  31. Posa MRC, Wijedasa LS, Corlett RT. 2011. Biodiversity and conservation of tropical peat swamp forests. BioScience 61(1): 49–57. Doi: 10.1525/bio.2011. 61.1.10.
  32. Priatna D, Kartawinata K, Abdulhadi R. 2006. Recovery of a lowland dipterocarp forest twenty two years after selective logging at Sekundur, Gunung Leuser National Park, North Sumatera, Indonesia. Reinwardtia 12(3): 237–251.
  33. Proctor J, Anderson JM, Chai P, Wallack HM. 1983. Ecological studies in four constasting tropical lowland rain forests in Gunung Mulu National Park. I. Forest Environment, structure and floristics. Journal of Ecology 71: 237–260.
  34. Purwanta W. 2010. Penghitungan emisi karbon dari lima sektor pembangunan berdasar metode IPCC dengan verifikasi faktor emisi dan data aktivitas lokal. Jurnal Teknologi Lingkungan 11(1): 71–77.
  35. Pustekolah (Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan). 2013. Atlas Kayu Indonesia Jilid 4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan, Bogor.
  36. Putri AHM, Wulandari C. 2015. Potensi penyerapan karbon pada tegakan damar mata kucing (Shorea Javanica) di Pekon Gunung Kemala Krui Lampung Barat. Jurnal Sylva Lestari 3(2): 13–20. DOI: 10.23960/jsl2313-20.
  37. Rahmat A, Mutolib A. 2016. Comparison of air temperature under global climate change issue in Gifu city and Ogaki city, Japan. Indonesian Journal of Science and Technology 1(1): 37–46.
  38. Rosalina Y, Kartawinata K, Nisyawati E, Nurdin, Supriatna J. 2013. Kandungan karbon di hutan rawa gambut kawasan konservasi PT National Sago Prima, Kepulauan Meranti, Riau. Buletin Kebun Raya 16(2): 115–130.
  39. Rosalina Y, Kartawinata K, Nisyawati, Nurdin E, Supriatna J. 2014. Floristic composition and structure of a peat swamp forest in the conservation area of the PT National Sago Prima, Selat Panjang, Riau, Indonesia. Reinwardtia 14(1): 193–210.
  40. Ristiara L, Hilmanto R, Duryat. 2017. Estimasi karbon tersimpan pada hutan rakyat di Pekon Kelungu Kabupaten Tanggamus. Jurnal Sylva Lestari 5(1): 128–138. Doi: 10.23960/jsl15128-138
  41. Rudy R, Yonariza Y, Yanfika H, Rahmat A, Sekaringtyas W, Ramadhani, Mutolib A. 2021. Forest cover change and legal pluralism in forest management: A review and evidence from West Sumatra, Indonesia. Jurnal of Science and Technology 6 (2): 299–314. Doi: http://dx.doi.org/10.xxxxx/ijost.v2i2
  42. Sadili A, Kartawinata K, Soedjito H. Sambas E. 2018. Tree species diversity in a pristine montane forest previously untouched by human activities in Foja Mountains, Papua, Indonesia. Reinwardtia 17(2): 133–154. Doi: https://doi.org/10. 14203/reinwardtia.v17i2.3546
  43. Samsoedin I, Heriyanto NM, Bismark M. 2014. Keanekaragaman hayati flora dan fauna di kawasan hutan Pertamina Bukit Datuk Dumai, Provinsi Riau. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 11(1): 77–89.
  44. Samsoedin I, Heriyanto NM. 2010. Struktur dan komposisi hutan pamah bekas tebangan ilegal di kelompok hutan Sei Lepan, Sei Serdang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 8(3): 299–314.
  45. Siregar CA, Heriyanto NM. 2010. Akumulasi biomassa karbon pada skenario hutan sekunder di Maribaya, Bogor, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 8(3): 215–226.
  46. Sist P, Saridan A. 1999. Stand structure and floristic composition of a primary lowland dipterocarp forest in East Kalimantan. Journal of Tropical Forest Science 11: 704–722.
  47. Soil Survey Staff. 2003. Keys to Soil Taxonomy 9th Edition. USDA Natural Resources Conservation Service, Washington DC.
  48. Subiandono E, Bismark M, Heriyanto NM. 2013. Kemampuan Avicennia marina (Forsk.) Vierh. dan Rhizophora apiculata Bl. dalam penyerapan polutan logam berat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 9(1): 23–32.
  49. Takandjandji M, Heriyanto NM. 2020. Struktur vegetasi dan stok karbon hutan lahan kering sekunder di kelompok hutan Sungai Meranti-Sunga Kapas, Batanghari, Jambi. Jurnal Faloak 4(2): 115–128.
  50. Wardani M, Heriyanto NM. 2015. Autekologi damar asam/Shorea hopeifolia (F. Heim.) Symington di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. Buletin Plasma Nutfah 21(2): 89–98.
  51. Wardani M, Astuti IP, Heriyanto NM. 2017. Analisis vegetasi jenis-jenis Dipterocarpaceae di kawasan hutan seksi I Way Kanan, Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Buletin Kebun Raya 20(1): 51–64.
  52. Widhi SJK, Murti SH. 2014. Estimasi stok karbon hutan dengan memanfaatkan citra landsat 8 di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Jurnal Bumi Indonesia 3(2): 1–11.
  53. Yurtseven I, Serengil Y, Gokbulak F, Kamil S, Ozhan S, Umit K, Uygur B, Ozcelik M S. 2017. Results of a paired catchment analysis of forest thinning in Turkey in relation to forest management options. Science of the Total Environment 618: 785–792. doi: 10.1016/j.scitotenv.2017.08.190.