FENOLOGI PERBUNGAAN DAN PEMBUAHAN SERTA PERKECAMBAHAN BIJI Syzygium hirtum (Korth.) Merr. & L. M. Perry DI KEBUN RAYA BOGOR

##plugins.themes.academic_pro.article.sidebar##

Diterbitkan: April 30, 2021
DOI: https://doi.org/10.14203/bkr.v24i1.717
Download
PDF
Statistic

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.
Vol 24 No 1 (2021): BULETIN KEBUN RAYA 24(1), April 2021

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Inggit Puji Astuti
Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya – LIPI
Yayan Wahyu Candra Kusuma
Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya – LIPI
Ade Yusuf Yuswandi
Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya – LIPI
Harto
Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya – LIPI
Siti Sunarti
Pusat Penelitian Biologi, LIPI

Abstrak

Informasi mengenai fenologi dan perkecambahan biji Syzygium hirtum (Korth.) Merr. & Perry L. M.  belum pernah dilaporkan. Penelitian mengenai dua aspek ekofisiologi ini akan sangat bermanfaat untuk tujuan konservasi dan melengkapi pengetahuan ekologi jenis ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenologi perbungaan dan pembuahan dan mengevaluasi perkecambahan biji S. hirtum di Kebun Raya Bogor. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap observasi pada 2018 dan penelitian pada Januari 2019–Mei 2020. Sampel yang diamati dan dimonitor secara periodik adalah koleksi yang berlokasi di Vak V.B.151 dan V.B.189. Sebanyak masing-masing 2–10 perbungaan per tanaman diamati dan dicatat perkembangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musim berbunga dan berbuah koleksi S. hirtum di Kebun Raya Bogor terjadi pada Agustus–Mei dengan puncak berbunga pada September–November. Fase perbungaan menunjukkan perkembangan mulai dari kuncup sampai bunga mekar terjadi pada Maret–Juli dan September–Mei saat curah hujan meningkat. Suhu dan kelembapan menunjukkan pola yang mirip terutama pada bulan September. Musim buah muda terjadi pada November–Desember, dan fase buah masak pada Februari–Maret. Proses perkembangan mulai dari munculnya kuncup perbungaan sampai buah masak memerlukan waktu selama 95–105 hari. Persentase perkecambahan sebesar 50-85,7%. Tipe perkecambahan hipogeal, waktu yang diperlukan untuk berkecambah 24–46 hari, perkecambahan normal–poliembrioni, dan tunas cabang muncul pada batang utama semai.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Creative Commons License

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Cara Mengutip
Astuti IP, Kusuma YWC, Yuswandi AY, Harto, Sunarti S. 2021. FENOLOGI PERBUNGAAN DAN PEMBUAHAN SERTA PERKECAMBAHAN BIJI Syzygium hirtum (Korth.) Merr. & L. M. Perry DI KEBUN RAYA BOGOR. Buletin Kebun Raya 24(1): 20-27. https://doi.org/10.14203/bkr.v24i1.717

Referensi

  1. Ariati SR, Astuti RS, Supriyatna I, Yuswandi AY, Setiawan A, Saftaningsih D, Pribadi DO. 2019. An Alphabetical List of Plant Species Cultivated in the Bogor Botanic Gardens. Center for Plant Conservation and Botanic Gardens – LIPI, Bogor.
  2. Davenport TL. 2003. Management of flowering in three tropical and subtropical fruit tree species. HortScience 38(7): 1331–1335.
  3. Fewless G. 2006. Phenology. hhtp://www.uwgb.edu/ biodiversity/phenology/index.htm. (diakses Juni 2020).
  4. Harmiatun Y, Sianipar H, Silalahi M. 2016. Fenologi pembungaan pada tanaman wijaya kusuma (Ephiphyllum oxypetalum). Jurnal Pre-Life 3(3): 181–194.IUCN 2020. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2020-1. https://www.iucnredlist.org (diakses 30 Maret 2020).
  5. Kukade SA, Tidke J. 2013. Studies on pollination and reproductive biology of Pongamia pinnata L. (Fabaceae). Indian Journal of Fundamental and Applied Life Sciences 3(1): 149–155.
  6. Kuswandi, Andini M, Hadiati S. 2019. Pengaruh curah hujan dalam pembentukan bunga dan buah Jambu Bol (Syzygium malaccanse). Jurnal Budidaya Pertanian 15 (1): 38–43. DOI: 10.30598/jbdp.15. 1.38
  7. Lieth H. 1974. Phenology and Seasonality Modelling. Springer-Verlag. New York.
  8. Marshall DL, Folsom MW. 1991. Mate choice in plants: An anatomical to population perspective. Annual Review of Ecology and Systematics 22: 37–63.
  9. Merril ED, Perry LM. 1939. The myrtaceous genus Syzygium Gaertner in Borneo. Memoirs Of the American Academy of Arts and Sciences 18(3): 135–202.URL: http://www.jstor.org/stable/25058505
  10. Moneruzzaman KM, Al–Saif AM, Alebidi AI, Hossain ABMS, Normaniza O, Boyce AN. 2011. An evaluation of the nutritional quality evaluation of three Cultivar of Syzygium samarangense under Malaysian condition. African Journal of Agricultural Research 6(3): 545–552.
  11. Morellato LPC, Alberton B, Alvarado ST, Borges B, Buisson E, Camargo MGG, Cancian LF, Carstensen DW, Escobar DFE, Leite PTP, Mendoza I, Rocha NMWB, Soares NC, Silva TSF, Staggemeier VG, Streher AS, Vargas BC, Peres CA. 2016. Linking plant phenology to conservation biology. Biological Conservation 195: 60–72. https://doi.org/10.1016/j.biocon.2015. 12.033
  12. Morton J. 1987. Water apple. In: Fruits of Warm Climates. Julia F. Morton. Miami. hal. 381–382.
  13. Ningsih L, Alikodra HS, Atmoko SSU, Mulyani YA. 2017. Characteristic of orangutan habitat in coal mining rehabilitation area in East Kalimantan, Indonesia. Biodiversitas 23(1): 37-49. DOI: 10.7226/jtfm.23. 1.37
  14. Peba SL, Tabla PV. 2007. Phenology and pollination of Manilkara zapota in forest and home gardens. Forest Ecology and Management 248: 136–142.
  15. Pramudita F. 2012. Studi perkecambahan dan pertumbuhan awal beberapa aksesi jambu bol (Syzygium malaccense L.) dengan G3. Skripsi, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
  16. Primack RB, Miller-Rushing AJ. 2011. Broadening the study of phenology and climate change. New Phytologist 191: 307–309. https://doi.org/10.1111/ j.1469-8137.2011.03773.x
  17. Ramirez F, Davenport TL, Fischer G, Pinzon JCA, Ulrichs C. 2014. Mango treeshave no distinct phenology: The case of mangoes. Scientia Horticulturae 168: 258–266.
  18. Rathcke B, Lacey EP. 1985. Phenological patterns of terrestrial plants. Annual Review of Ecology and Systematics 16: 179–214.
  19. Ruml M, Vulic T, 2005. Importance of phenological observations and predictions in agriculture. Journal of Agricultural Science 50(2): 217–225. https://doi.org/10.2298/jas0502217r
  20. Singh KP, Kushwaha CP. 2006. Diversity of flowering and fruiting phenology of trees in a tropical deciduous forest in India. Annals of Botany 97: 265–276. Doi : 10.1093/aob/mcj028.
  21. Slik FW. 2009. Plants of Southeast Asia. http://www.asianplant.net/Myrtaceae/Syzygium_hirtum.htm. Diakses 30 Mei 2020.
  22. Sudrajat S, Dwiputro M. 2019. A comparative study of tree community structure and natural regeneration status in Bontang urban forest and conservation forest of the LNG Industrial Plant Area, East Kalimantan, Indonesia. Biodiversitas 20(10): 2841–2847. DOI: 10.13057/biodiv/d201009
  23. Tabla VP, Vargas CF. 2004. Phenology and phenotypic natural selection on the flowering time a deceit-pollinated tropical orchid, Mymecophilachristinae. Annals of Botany 94: 243–250.
  24. Tohir KA. 1981. Bercocok Tanam Pohon Buah-Buahan. Pradnya Paramita. Jakarta.
  25. Tremblay RL, Ackerman JD, Zimmerman JK, Calvo R. 2005. Variation in sexual reproduction in orchids and its evolutionary consequences: A spasmodic journey to diversification. The Biological Journal of the Linnean Society 84: 1–54.
  26. Verheij EWM, Coronel RE (eds.). 1992. Edible Fruits and Nuts. Plant Resources of South East Asia 2. Prosea. Bogor.
  27. Whistler WA, Elevitch CR. 2004. Syzygium malaccense (Malay apple). Traditional Tree Initiative – Species Profiles for Pacific Island Agroforestry (www.traditionaltree.org): p.1–13.
  28. Willis CG, Ellwood ER, Primack RB, Davis CC, Pearson KD, Gallinat AS, Yost JM, Nelson G, Mazer SJ, Rossington NL, Sparks TM, Soltis PS. 2017. Old plants, new tricks: Phenological research using herbarium specimens. Trends in Ecology and Evolution 32: 531–546. doi:10.1016/j.tree.2017. 03.015
  29. Yadav RK, Yadav AS. 2008. Phenology of selected woody species in a tropical dry deciduous forest in Rajasthan, India. Tropical Ecology 49: 25–34.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 > >>